Jumat, 15 Mei 2015

Sejarah ilmu matematika

Sejarah ilmu matematika

Kata “matematika” berasal dari
bahasa Yunani Kuno μάθημα
(máthēma), yang berarti pengkajian, pembelajaran, ilmu,
yang ruang lingkupnya menyempit, dan arti teknisnya menjadi “pengkajian matematika”, bahkan demikian juga pada zaman kuno. Kata sifatnya adalah μαθηματικός (mathēmatikós), berkaitan dengan pengkajian, atau tekun belajar, yang lebih jauhnya berarti matematis. Secara khusus,
μαθηματικὴ τέχνη (mathēmatikḗ
tékhnē), di dalam bahasa Latin ars
mathematica, berarti seni
matematika.
Bentuk jamak sering dipakai di
dalam bahasa Inggris, seperti juga
di dalam bahasa Perancis les
mathématiques (dan jarang
digunakan sebagai turunan bentuk
tunggal la mathématique), merujuk
pada bentuk jamak bahasa Latin
yang cenderung netral
mathematica (Cicero), berdasarkan
bentuk jamak bahasa Yunani τα
μαθηματικά (tamathēmatiká), yang
dipakai Aristotle, yang terjemahan
kasarnya berarti “segala hal yang
matematis”. Tetapi, di dalam
bahasa Inggris, kata benda
mathematics mengambil bentuk
tunggal bila dipakai sebagai kata
kerja. Di dalam ragam percakapan,
matematika kerap kali disingkat
sebagai math di Amerika Utara dan maths di tempat lain.

Evolusi matematika dapat
dipandang sebagai sederetan
abstraksi yang selalu bertambah
banyak, atau perkataan lainnya
perluasan pokok masalah. Abstraksi mula-mula, yang juga berlaku pada banyak binatang, adalah tentang bilangan: pernyataan bahwa dua
apel dan dua jeruk (sebagai
contoh) memiliki jumlah yang
sama. Selain mengetahui cara
mencacah objek-objek fisika,
manusia prasejarah juga
mengenali cara mencacah besaran
abstrak, seperti waktu, hari, musim, tahun. Aritmetika dasar
(penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian)
mengikuti secara alami.
Langkah selanjutnya memerlukan
penulisan atau sistem lain untuk
mencatatkan bilangan, semisal tali
atau dawai bersimpul yang disebut
quipu dipakai oleh bangsa Inca
untuk menyimpan data numerik.
Sistem bilangan ada banyak dan
bermacam-macam, bilangan
tertulis yang pertama diketahui
ada di dalam naskah warisan Mesir
Kuno di Kerajaan Tengah Mesir,
Lembaran Matematika Rhind
Sistem bilangan Maya.
Penggunaan terkuno matematika
adalah di dalam perdagangan,
pengukuran tanah, pelukisan, dan
pola-pola penenunan dan
pencatatan waktu dan tidak pernah
berkembang luas hingga tahun
3000 SM ke muka ketika orang
Babilonia dan Mesir Kuno mulai
menggunakan aritmetika, aljabar,
dan geometri untuk penghitungan
pajak dan urusan keuangan
lainnya, bangunan dan konstruksi,
dan astronomi.
Pengkajian matematika yang sistematis di dalam kebenarannya sendiri dimulai pada zaman Yunani Kuno antara tahun 600 dan 300 SM. Perkembangan Matematika dari zaman kuno hingga zaman pertengahan tidak ada perkembangan yang berarti dan mengalami kemandekan. Dimulai abad ke-16 atau masa Renaissance.
Kemudian Matematika itu sendiri
ternyata sudah dikenal sejak tahun
300 SM. Matematika adalah studi
besaran, struktur, ruang, dan
perubahan. Para matematikawan
mencari berbagai pola,
merumuskan konjektur baru, dan
membangun kebenaran melalui
metode deduksi yang kaku dari
aksioma-aksioma dan definisi-
definisi yang bersesuaian.
Matematika sejak saat itu segera
berkembang luas, dan terdapat
interaksi bermanfaat antara
matematika dan sains,
menguntungkan kedua belah
pihak. Penemuan-penemuan
matematika dibuat sepanjang
sejarah dan berlanjut hingga kini.

Menurut Mikhail B. Sevryuk, pada
Januari 2006 terbitan Bulletin of
the American Mathematical Society,
"Banyaknya makalah dan buku
yang dilibatkan di dalam basis
data Mathematical Reviews sejak
1940 (tahun pertama beroperasinya
MR) kini melebihi 1,9 juta, dan
melebihi 75 ribu artikel
ditambahkan ke dalam basis data
itu tiap tahun. Sebagian besar
karya di samudera ini berisi
teorema matematika baru beserta
bukti-buktinya.
Melalui penggunaan penalaran
logika dan abstraksi, matematika
berkembang dari pencacahan,
perhitungan, pengukuran, dan
pengkajian sistematis terhadap
bangun dan pergerakan benda-
benda fisika. Matematika praktis
telah menjadi kegiatan manusia
sejak adanya rekaman tertulis.
Argumentasi kaku pertama muncul
di dalam Matematika Yunani,
terutama di dalam karya Euklides,
Elemen. Matematika selalu
berkembang, misalnya di Cina
pada tahun 300 SM, di India pada
tahun 100 M, dan di Arab pada
tahun 800 M, hingga zaman
Renaisans, ketika temuan baru
matematika berinteraksi dengan
penemuan ilmiah baru yang
mengarah pada peningkatan yang
cepat di dalam laju penemuan
matematika yang berlanjut hingga
kini.

Kini, matematika digunakan di
seluruh dunia sebagai alat penting
di berbagai bidang, termasuk ilmu
alam, teknik, kedokteran/medis,
dan ilmu sosial seperti ekonomi,
dan psikologi. Matematika terapan, cabang matematika yang
melingkupi penerapan
pengetahuan matematika ke
bidang-bidang lain, mengilhami
dan membuat penggunaan
temuan-temuan matematika baru,
dan kadang-kadang mengarah
pada pengembangan disiplin-
disiplin ilmu yang sepenuhnya
baru, seperti statistika dan teori
permainan.

Para matematikawan juga bergulat di dalam matematika
murni, atau matematika untuk
perkembangan matematika itu
sendiri, tanpa adanya penerapan
di dalam pikiran, meskipun
penerapan praktis yang menjadi
latar munculnya matematika murni ternyata seringkali ditemukan kemudian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar