Jumat, 15 Mei 2015

Sejarah fisika

SEJARAH FISIKA

Fisika (Bahasa Yunani: φυσικός
(physikos), “alamiah”, dan φύσις
(physis), “Alam”) adalah sains atau
ilmu tentang alam dalam makna
yang terluas.
Fisika mempelajari gejala alam yang
tidak hidup atau materi dalam
lingkup ruang dan waktu. Fisikawan
mempelajari perilaku dan sifat
materi dalam bidang yangsangat
beragam, mulai dari partikel
submikroskopis yang membentuk
segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta.

sebagai satu kesatuan kosmos.
Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem materi yang ada, seperti hukum kekekalan energi.
Sifat semacam ini sering disebut sebagai hukum fisika. Fisika sering disebut sebagai “ilmu paling mendasar”, karena setiap ilmu alam lainnya (biologi, kimia, geologi, dan lain-lain)

mempelajari jenis sistem materi
tertentu yang mematuhi hukum
fisika. Misalnya, kimia adalah ilmu
tentang molekul dan zat kimia yang
dibentuknya. Sifat suatu zat kimia
ditentukan oleh sifat molekul yang
membentuknya, yang dapat
dijelaskan oleh ilmu fisika seperti
mekanika kuantum, termodinamika,
dan elektromagnetika.
Sejarah fisika dimulai pada tahun
sekitar 2400 SM, ketika kebudayaan
Harappan menggunakan suatu
benda untuk memperkirakan dan
menghitung sudut bintang di
angkasa. Sejak saat itu fisika terus
berkembang sampai ke level
sekarang. Perkembangan ini tidak
hanya membawa perubahan di
dalam bidang dunia benda,
matematika dan filosofi namun juga,
melalui teknologi, membawa
perubahan ke dunia sosial
masyarakat. Revolusi ilmu yang
berlangsung terjadi pada sekitar
tahun 1600 dapat dikatakan menjadi
batas antara pemikiran purba dan
lahirnya fisika klasik. Dan akhirnya
berlanjut ke tahun 1900 yang
menandakan mulai berlangsungnya
era baru yaitu era fisika modern. Di era ini ilmuwan tidak melihat
adanya penyempurnaan di bidang
ilmu pengetahuan, pertanyaan demi pertanyaan terus bermunculan tanpa
henti, dari luasnya galaksi, sifat
alami dari kondisi vakum sampai
lingkungan subatomik. Daftar
persoalan dimana fisikawan harus
pecahkan terus bertambah dari
waktu ke waktu.

Pada awal abad 17, Galileo membuka penggunaan eksperimen untuk memastikan kebenaran teori fisika, yang merupakan kunci dari metode
sains. Galileo memformulasikan dan berhasil mengetes beberapa hasil dari dinamika mekanik, terutama Hukum Inert.

Pada 1687, Isaac Newton
menerbitkan Filosofi Natural Prinsip Matematika, memberikan penjelasan yang jelas dan teori fisika yang sukses: Hukum gerak Newton, yang merupakan sumber dari mekanika
klasik; dan Hukum Gravitasi Newton, yang menjelaskan gaya dasar gravitasi. Kedua teori ini cocok dalam eksperimen. Prinsipia juga memasukan beberapa teori dalam dinamika fluid.

Mekanika klasik dikembangkan besar-besaran oleh
Joseph-Louis de Lagrange, William
Rowan Hamilton, dan lainnya, yang
menciptakan formula, prinsip, dan
hasil baru. Hukum Gravitas memulai bidang astrofisika, yang
menggambarkan fenomena astronomi menggunakan teori fisika.

Sejak abad 18 dan seterusnya,
termodinamika dikembangkan oleh Robert Boyle, Thomas Young, dan banyak lainnya. Pada 1733, Daniel Bernoull menggunakan argumen statistika
dalam mekanika klasik untuk
menurunkan hasil termodinamika,
memulai bidang mekanika statistik.

Pada 1798, Benjamin Thompson
mempertunjukkan konversi kerja
mekanika ke dalam panas, dan pada 1847 James Joule menyatakan hukum
konservasi energi, dalam bentuk
panas dan juga dalam energi
mekanika.

Budaya penelitian fisika berbeda
dengan ilmu lainnya karena adanya pemisahan teori dan eksperimen.

Sejak abad kedua puluh, kebanyakan
fisikawan perseorangan
mengkhususkan diri meneliti dalam fisika teoritis atau fisika
eksperimental saja, dan pada abad
kedua puluh, sedikit saja yang
berhasil dalam kedua bidang
tersebut. Sebaliknya, hampir semua teoris dalam biologi dan kimia juga merupakan eksperimentalis yang sukses.
Meskipun fisika membahas beraneka ragam sistem, ada beberapa teori yang digunakan secara keseluruhan dalam fisika, bukan di satu bidang saja. Setiap teori ini diyakini benar
adanya, dalam wilayah kesahihan
tertentu. Contohnya, teori mekanika
klasik dapat menjelaskan pergerakan benda dengan tepat, asalkan benda ini lebih besar daripada atom dan bergerak dengan kecepatan jauh
lebih lambat daripada kecepatan
cahaya.
Teori-teori ini masih terus
diteliti; contohnya, aspek
mengagumkan dari mekanika klasik yang dikenal sebagai teori chaos ditemukan pada abad kedua puluh, tiga abad setelah dirumuskan oleh Isaac Newton. Namun, hanya sedikit fisikawan yang menganggap teori-teori dasar ini menyimpang. Oleh
karena itu, teori-teori tersebut
digunakan sebagai dasar penelitian
menuju topik yang lebih khusus, dan semua pelaku fisika, apa pun
spesialisasinya, diharapkan
memahami teori-teori tersebut.




X.MIA.4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar