Filum Anelida
A. Pengertian dan Sistem Fisiologis Phylum Annelida
Annelida yang sering disebut Annulata adalah
cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-segmen dengan
berbagai sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah
tertutup. Annelida memiliki segmen di bagian luar dan dalam
tubuhnya.Antara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang
disebut septa.Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem saraf di
antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan menembus
septa. Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan dalam
pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi oto . Ototnya
terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang
(longitudinal).
Sistem
pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus
(kerongkongan), usus, dan anus.Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah
sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup.Darahnya mengandung
hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari
esofagus berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Sistem saraf annelida
adalah sistem saraf tangga tali.Ganglia otak terletak di depan faring
pada anterior. Ekskresi dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari
nefridia, nefrostom, dan nefrotor.Nefridia ( tunggal – nefridium )
merupaka organ ekskresi yang terdiri dari saluran.Nefrostom merupakan
corong bersilia dalam tubuh.Nefrotor merupakan pori permukaan tubuh
tempat kotoran keluar.Terdapat sepasang organ ekskresi tiap segmen
tubuhnya.
Annelida
umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet. Namun ada
juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian
beregenerasi.Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan
individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain
(gonokoris).
B. Ciri-ciri tubuh dan habitat phylum Annelida
Cacing
yang termasuk phylum Annelida berbeda dengan cacing lainnya, karena
dilihat dari Ciri-ciri tubuh phylum Annelida adalah sebagai berikut:
1. Tubuhnya
terbagi ke dalam satu deretan memanjang ruas-ruas serupa yang juga
disebut metamer (metemere) atau somit (solimetes), yang kelihatan daru
luar karena adanya sekat yang dinamakan septa atau sekat.
2. Rongga
tubuh antara saluran pencernaan dan dinding tubuh merupakan rongga
tubuh yang sebenarnya. Dilapisi oleh epidermis yang biasanya disebut
peritoneum.
3. Pada bagian anterior terdapat ruas prae oral, yang disebut prostomium.
4. Sistem saraf terdiri atas sepasang syaraf sehingga disebut system saraf tangga tali.
5. Tubuh
dilapisi oleh lapisan kutikula, tetapi bahannya bukan dari chitine.
Permukaan tubuh ada yang dilengkapi dengan bulu-bulu kitin atau bulu
kaku.
6. Pada rongga tubuh terdapat sekat chitine yang disebut septum.
7. Sebagian
besar annelida hidup dengan bebas dan ada sebagian yang parasit dengan
menempel pada vertebrata, termasuk manusia. Habitat annelida umumnya
berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada yang segaian hidup
di tanah atau tempat-tempat lembap. Annelida hidup diberbagai tempat
dengan membuat liang sendiri
.
C. Klasifikasi Phylum Annellida beserta Contoh Spesiesnya
Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Kelas Chaetopoda, Kelas Archiannelida dan Kelas Hirudinea.
1. Kelas Chaetopoda (cacing berambut banyak)
Kelas
Chaetopoda, merupakan cacing annelid yang hidup dilaut, air tawar dan
di darat, dengan ruas-ruas tubuh yang kelihatan nyata, mempunyai
skat-sekta antara, bulu kaku dan sebuah rongga tubuh.
a. Ordo Polycheta
Polychaeta
(dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan
annelida berambut banyak.Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah
kepala (prostomium) dengan mata, antena, dan sensor palpus.
Polychaeta
memiliki sepasang struktur seperti dayung yang disebut parapodia
(tunggal = parapodium) pada setiap segmen tubuhnya.Fungsi parapodia
adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh darah halus sehingga
dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas. Setiap parapodium
memiliki rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin.
Contoh spesies Polychaeta yang sesil adalah cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah. Kebanyakan Polychaeta hidup di laut serta memiliki parapodia dan setae. Sedangkan
yang bergerak bebas contoh spesiesnya adalah Nereis virens (cacing
pasir), Marphysa sanguinea, Eunice viridis(cacing palolo), dan Lysidice
oele(cacing wawo).
KLasifikasi
Kigdom : Animalia
Phylum : Chaetopoda
Ordo : Polycheta
Familia : Nereidae
Genus : Nereis
Spesies : Nereis vireis
(Romimohtarto, 2007:163)
Cacing
ini terkenal sebagai cacing pendiam. Sistem digesti dimulai dari faring
ke esophagus, dan terus ke usus (ventrikulo-intestinum). Ke dalam
esophagus itu bermuara dua kantong kelenjar usus berkonstriksi secara
teratur.
Sistem
respirasi dan sirkulasi berlangsung melalui kulit, terutama di
parapodia. Darahnya mengandung pigmen merah (hemoglobin), mengalir dalam
pembuluh-pembuluh kontraktil yang disebut pembuluh-pembuluh
longitudinal dorsal. Darah dalam pembuluh-pembuluh ini mengalir ke
anterior, sedangkan darah dalam pembuluh-pembuluh longitudinal ventral
mengalir ke posterior.
Sistem
ekskresi dalam tiap segmen, kecuali yang terakhirvdan yang pertama,
terdapat sepasang nefridium untuk membersihkan segmen disebelah anterior
dari segmen tempat nefridium terdapat.
Sistem
saraf terdapat ganglion serebral atau ganglion suprasofageas, dapat
juga disebut otak yang terletak di sebelah dorsal kepala. Ganglion
suprasofegeal itu dihubugnkan dengan ganglion subesofageal oleh 2 buah
saraf sirkumesofageal. Dari ganglion subesofageal itu mengalir ke
belakang saraf ventral. Dalam tiap metamer (segmen), batang saraf
ventral itu membuat tonjolan sebagai segmen ganglion. Batang saraf ventral bercabang-cabang lateral.
Sistem
reproduksi, dimana Nereis ini bersifat diesius. Testis atau ovarium
terbentuk pada dinding selom, dan tersusun segmental (beberapa atau
banyak segmen). Gamet tua keluar dengan paksa melalui dinding tubuh.
Luka pada dinding akibat keluarnya gamet itu segera tertutup kembali.
Fertilisasi terjadi di dalam air dan zigot tumbuh menjadi trokofor.
b. Ordo Oligochaeta
Oligochaeta
(dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang
merupakan annelida berambut sedikit. Oligochaeta tidak memiliki
parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen.
Contoh spesies dair
Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing tanah.Jenis cacing tanah
antara lain adalah cacing tanah Amerika (Lumbricus terrestris), cacing
tanah Asia (Pheretima), cacing merah (Tubifex), dan cacing tanah raksasa
Australia (Digaster longmani). Cacing
tanah, yang cenderung memiliki sedikit setae yang bergerombol secara
langsung dari tubuhnya. Cacing tanah memiliki kepala atau parapodia yang
kurang berkembang. Pergerakannya dengan gerak terkoordinasi dari
otot-otot tubuh dibantu dengan setae. Cacing tanah tinggal dalam tanah
lembab, karena badan yang lemnan digunakan untuk pertukaran udara. Cacing
tanah mempunyai bentuk tubuh memanjang, gilig, dengan segementasi
Nampak jelas dari luar sebagai lipatan-lipatan kutikula. Cacing
ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara
menggali tanah.Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam
menggemburkan tanah.Manfaat lain dari cacing ini adalah digunakan untuk
bahan kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein tinggi bagi hewan
ternak.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Classis : Chaetopoda
Ordo : Oligochaeta
Familia : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Species : Lumbricus terrestris
(Jasin, 1984: 123)
Sistem
pencernaan berupa sebuah tabung lurus mulai dari mulut lalu faring yang
kuat dan membengkak (segmen 2-6), esophagus (segemen 6-14), ingluvies
(tembolok) yang berdinding tipis (segmen 14-17), lambung tebal (segmen
17-18), kemudian usus halus (segmen 19 sampai segemen terakhir) dan
anus.
Sistem
respirasi dan sirkulasi, dimana cacing tanah bernapas malaui kutikula
yang menutupi seluruh tubuhnya. Pernapasan berlangsung hanya jika
kutikula itu basah. Pembuluh-pwmbuluh kapiler dalam tubuh mengambil
oksigen dan melepaskan CO2 . Sistem pembuluh darah terdiri dari 2
pembuluh longitudinal utama dan 3 pembuluh longitudinal lainnya yang
lebih kecil. Darah mengalir ke depan dlaam pembuluh darah dorsal melalui
pasang jantung yang berotot, masing-masing dalam segmen ke7-11, terus
ke pembuluh darah ventral setelah itu darah mengalir ke dinding tubuh,
lalu kembali lagi ke pembuluh dorsal melalui 3 pembuluh longotidinal
yang kecil-kecil itu. Darah cacing tanah berwarna merah. Darah terdiri
dari cairan plasma yang mengandung amoebosit, yaitu butiran-butiran yang
tidak berwarna.
Sistem
pembuangan (ekskresi) berupa tabung nephridia bergelung di setiap
segmen dengan dua lubang; satu corong bersilia yang mengumpulkan cairan
coelom, dan satu lainnya adalah lubang keluar tubuh. Antar dua lubang
itu, tabung nephridia membuang zat sampah dari saluran peredaran darah.
Sistem
saraf berupa sebuah rantai ganglion ventral, tipa segmen dengan rantai,
mulai dari segmen ke-4. Di samping itu ada ganglion suprafangeal
anterior yang juga disebut “otak” yang terletak dalam segmen ke-3. Korda
saraf disekitar faring menghubungkan otak dengan ganglion venreal
pertama.
Sistem
reproduksi cacing tanah bersifat hermaprodit, tetapi tidak terjadi
fertilisasi oleh dirinya sendirir (self-fertilizing). Di sini ada 2
pasang testis, masing-masing terletak dalam segemn yang dibungkus oleh
vesikula seminalis yang berjumlah 3 pasang. Kopulasi berlangsung di
malam hari. Selama kopulasi reseptakulum (kira-kira 3 jam), spermatozoa
dari ekor cacing dipindahkan ke dalam reseptakulum
seminalis cacing lain. Bias any terjadi fertilisasi silang. Setelah
kopulasi, dua ekor cacing berpisah. Kokom kemudian terbentuk pada
masing-masing cacing kira-kira pada klitelium. Setelh kokon menerima
telur dari spermatozoa, kemudian cacing menarik kembali kokon belakang
dan lubang kokon tertutup. Kokon itu kemudian membungkus zigot-zigot
yang terbentuk, dan masing-masing zigot tumbuh menjadi cacing kecil
dalam kokon. Kokon yang berisi cacing-cacing kecil itu diletakkan dakan
tanah yang lembab.
2. Kelas Archiannelida
Kelas
Archiannelida merupakan Annelida laut yang kecil tidak mempunyai setae,
tidak mempunyai parapoda. Ruas-ruas tubuhnya tak dapat dibedakan dari
luar. Prostomiumnya mempunyai sepasang tentakel. Lubang mulutnya
terletak dibagian bawah dari ruas pertama dan lubang anusnya di ruas
terakhir. Sepasang celah berbulu getar masing-masing di sisi prostomium.
Rongga tubuh terbagi-bagi menjadi ruang-ruang oleh sekat-sekat.
Alat-alat dalam diulang-ulang keberadaannya sehingga hamper setiap tuas
memiliki rongga tubuh, otot longitudinal, sepasang nefridia, sepasang
gonad, satu bagian dari saluran pencernaan dan bagian dari benang saraf
ventral.
Anggota-anggota
kelas ini hidup di laut, struktur tubuh masih sederhana. Bersifat
diesius atau hermafrodit. Contoh spesiesnya adalah Polygordius
sp. Dimana hewan ini hidup disepanjang pantai, bentuknya menyerupai
larva poliketa yang primitive atau sebagai poliketa yang telah mengalami
degenerasi. Bentuknya seperti benang dngan panajng 100 mm, dan
penampang dengan radius
kira-kira 1 mm, dari luar somit (segmen) tidak nampak jelas. Prostomium
dengan 2 buah tentakel perasa. Alat-alat tubuh dalam seperti pada
polikata umumnya, tetapi lebih sederhana. Selom dibagi ke dalam
kompartemen-kompartemen, tiap kompartemen dilengkapi dengan sepansang
nefridia. Sistem saraf terletak dalam epidermis. Perkembangan-biakan Polygordius mencakup
Larva berbentuk trokofor, somit-somit terbentuk di bagian posterior
selama proses metemorfosis. Dewasanya tubuh melalui perpanjangan ujung
anus. Perpanjangn menjadi beruas-ruas dan dengan pertumbuhan yang
berkelanjutan akhirnya menjadi hewan dewasa.
3. Kelas Hirudinea
Hirudinea
merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit. Hewan ini tidak
memiliki arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya. Panjang Hirudinea
bervariasi dari 1 – 30 cm.Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan
posterior yang meruncing. Pada anterior dan posterior terdapat alat
pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak. Sebagian besar
Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh
inangnya.Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia.Hirudinea
parasit hidup denga mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas
hidup dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput.
Contoh spesies Hirudinea parasit adalah Hirudo medicinalis
(lintah). Linta mencapai panjang 5-8 cm, pipih dorsoventral, dengan 26
metamer, tetpai dari luar nampak tiap metamer itu mempunyai 2-5 anulasi
(cincin yang melingkari tubuh). Pada linta tidak ada setae dan
parapodia. Pada sebelah anterior terdapat sebuah penghisap oral, dan
pada sebelah posterior ada lagi sebuah kedua penghisap itu untuk
menempel pada inang waktu mneghisap darah. Mulut mempunyai 3 buah ranah
dari kitin yang tersusun dalam segitiga. Tiap rahang tertutup dengan
sersi (gigi-gigi kecil seperti pada gergaji). Segemen 9-11 berfungsi
sebagai klitelium. Pada Saat merobek atau membuat lubang, lintah
mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak
akan menyadari adanya gigitan. Setelah ada lubang, lintah akan
mengeluarkan zat anti pembekuan darah yaitu hirudin. Dengan zat tersebut
lintah dapat mengisap darah sebanyak mungkin.
Klasifiksi:
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Classis : Hirudinea
Ordo : Holoturoidea
Familia : Hirudoaceae
Genus : Hirudo
Species : Hirudo medicinalis
(Jasin, 1984: 131)
Sistem pencernaan linta
dimulai dari mulut terus ke faring yang berotot (segmen 4-8) dan
dikelilingi dengan kelenjar ludah. Kelenjar ini menghasilkan secret yang
mengandung bahan anti-koagulasi (mencegah mengentalnya darah). Dari
faring terus ke tembolok yang dilengkapi dengan 11 pasang kantung
lateral memanjang sampai segmen ke-18. Kantung-kantung yang memanjang
itu kemudian bersatu lagi menjadi lambung yang di sebelah dalamnya
terdapat lipatan-lipatan spiral internal yang berguna untuk mencerna
darah yang mengalir dari tembolok secara berangsur-angsur. Dari lambung
saluran digesti melanjut ke usus, rectum, dan berakhir sebagai anus
disebelah posterior.
Sistem
respirasi dan sirkulasi berlangsung melalui permukaan kulit. Darah yang
mengandung hemoglobin mengalir dalam pembuluh-pembuluh longitudinal
yang berotot di sebelah lateral tubuh. Di sebelah dorsal dari ventral
tuubh juga ada sinus-sinus berdinding tipis yang secara tidak langsung
menghubungkan pembuluh-pembuluh longitudinal berotot itu dengan
ronga-rongga dalam selom.
Sistem
ekskresi dimana setiap segmen dari segemen ke 7-23 berisi nefridia yang
berpasangan. Masing-masing nefridia mempunyai ekspnasi berupa vesikula
yang berbentuk gelembung dan merupakan muara saluran ekskresi.
Sistem
saraf pada lintah sama seperti pada cacing tanah, tetapi pada linta
ganglion-ganglion ventralnya lebih jelas, sedangkan ganglion serebral
lebih kecil. Linta bermata 10 buah (5 pasang) dan terdapat pada 5 segmen
pertama. Pada segmen-segmen selanjutnya terdapat organ-organ sensoris.
Sistem
reproduksi dan perkembangbiakan lintah itu hermaprodit dengan beberapa
pasang tetstis dan satu pasang ovarium. Untuk reproduksi diperlukan
fertilisasi silang. Massa sel sperma (spermatofor) yang telah mengental
(aglutinasi) dimasukan ke dalam vagina lintah partenernya melalui penis.
Fertilisasi berlangsung secara internal dan pekembangan tejraid dalam
kokon serti cacing tanah. Tiap telur yang dibuahi menjadi zigot dan
tumbuh menjadi linta-linta kecil dalam kokon.
D. Peranan dari phylum Annelida
Peranan Annelida dalam kehidupan :
a. Cacing tanah dapat menyuburkan tanah, karena membantumenghancurkan tanah dan membantu aerasi tanah.
b. Cacing palolo dan cacing wawo dimanfaatkan msayarakat di daerah tertentu dijadikan sebagai makanan
c. Lintah menghasilkan zat hirudin atau zat antikoagulan atau zat anti pembekuan darah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar